Korban Selamat Ceritakan Pintu Stadion yang Ditutup, Hingga Ungkap Banyak Nyawa Anak dan Wanita Melayang Begitu Saja, Berikut Kisahnya

Kerusuhan Kanjuruhan-soumen82hazra /Pixabay-
SINERGIANEWS.com –Mengakibatkan ratusan nyawa melayang hingga ratusan lainnya alami luka-luka membuat insiden kerusuhan Kanjuruhan menyisakan duka mendalam bagi para korban dan keluarga.
Menjadi peristiwa traumatis hingga merugikan dunia persepakbolaan dan juga sejumlah suporter yang menjadi korban.
Sementara itu, Eko Prianto (39) yang merupakan warga Dau, Malang, menceritakan hal serupa mengenai pintu stadion yang tertutup.
Ketika dia mulai berbicara tentang kerusuhan di stadion Kanjuruhan, dia menangis. Sambil terisak, dia menceritakan belasan penonton yang tergeletak di Pintu 13.
Belakangan terungkap bahwa puluhan anak telah kehilangan nyawa mereka di stadion.
"Dari 125 orang yang tewas dalam kecelakaan itu, 32 di antara mereka adalah anak-anak. Yang termuda adalah balita berusia tiga atau empat tahun," ujar Nahar dilansir dari BBC News Indonesia.
Baca juga: Alasan Polisi Menutup Pintu Stadion Versi Aremania, Bak Kuburan Massal? Tragei Kanjuruhan
Baca juga: Resmi Rizky Billar Dikeluarkan Indosiar dari D'Academy 5: L For Lesti L For Love
Baca juga: Aremania Minta Kapolri Jatim Dicopot, Tak Terima Tragedi Kanjuruhan
Sedikitnya 32 anak tewas dalam tragedi di stadion Kanjurhan, kata Nahar, pejabat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Dalam pertandingan tersebut, Eko mengaku memilih keluar dari stadion meski ia memiliki tiket, tetapi memutuskan untuk duduk dengan salah satu temannya di halaman depan stadion.
Banyak petugas berjaga-jaga dan beberapa duduk di bilik di luar stadion dan minum kopi.
Beberapa saat setelah peluit tanda akhir pertandingan, ia mendengarkan suara tembakan sebanyak lima kali.
Simak perwakilan Aremania cek pada halaman selanjutnya,