Persiapan! Harga Mie Instan dan Roti Bakal Meroket, Apa Penyebabnya? Presiden Jokowi Angkat Suara

Presiden Jokowi--jokowi-ig
SINERGIANEWS.com – Persiapan, harga mie instan dan roti bakal melambung tajam, Presiden RI pun turut sampaikan prediksi dan penyebabnya.
Nakinya harga gandum sebagai salah satu faktor yang membuat harga mie instan dan roti terancam naik.
Salah satu penyebab kenaikan harga gandum adalah perang antara Rusia dan Ukraina yang belum ada tanda-tanda berakhir.
Sehingga harga pangan di dunia ikut meroket. Sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Bagaimana Cara Mengajukan Pengembalian Dana di Shopee? Tetap Tenang Saat Pesanan Bermasalah!
Baca juga: Jokowi Prediksi Gelombang Puncak Covid-19 Bakal Terjadi Minggu Depan, Simak Aturan Terbarunya
Baca juga: Perbedaan Gaya Outfit Jokowi Saat Bertemu dengan Putin dan Zelesnsky jadi Sorotan Publik
"Pangan juga sama, seluruh dunia naik, ada yang naiknya sudah 30 persen, ada yang naiknya sudah 50 persen," terang Presiden Jokowi.
Melansir dari Detik.com (09/07/2022) Presiden menyampaikan peringatan tersebut saat hadir dalam acara Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Lapangan Merdeka, Medan.
Terkait dengan kenaikan harga pangan dunia, Presiden Jokowi turut mengingatkan kepada masyarakat agar berhati-hati.
"Kita juga impor gandum gede banget. 11 juta ton impor gandum kita. Ini hati-hati. Yang suka makan roti, yang suka makan mie bisa harganya naik," tambah Presiden Jokowi.
Presiden juga menambahkan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan harga gandum naik adalah perang Rusia dan Ukraina, hal ini membuat stok gandum di Rusia maupun Ukraina menipis dan tidak dijual.
"Di Ukraina saja ada stok gandum. Waktu saya ke sana, saya tanya langsung ke Presiden Zelensky, berapa stok yang ada di Ukraina, 22 juta ton, stok nggak bisa dijual, kemudian ada panen baru ini ada 55 juta ton. Artinya sudah 77 juta ton," tambahnya.
Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa Presiden Putin mengatakan stok di Rusia yang tersedia ada 130 juta ton.
Adanya perang membuat beberapa barang tidak bisa keluar dari Ukraina dan Rusia.***